BANDAR LAMPUNG, — Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung terus memperkuat upaya penanggulangan penyakit tuberkulosis (TBC) dengan menekankan pentingnya kepatuhan pasien terhadap pengobatan. Penggunaan obat kombinasi dosis tetap atau Fixed Drug Combination (FDC) disebut menjadi terobosan penting yang berhasil meningkatkan angka kesembuhan TBC di kota ini hingga 97 persen.
“Empat obat dalam satu tablet memudahkan pasien menjalani pengobatan TBC secara konsisten. Ini menjadi kunci dalam proses penyembuhan,” ujar Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, Desti Mega Putri, dalam keterangannya di Bandar Lampung, Rabu (14/5).
Obat kombinasi FDC ini mencakup empat jenis antibiotik utama, yaitu Isoniazid, Rifampisin, Pirazinamid, dan Ethambutol, yang dikemas dalam satu tablet. Formulasi ini bertujuan mengurangi beban konsumsi tablet harian pasien, sekaligus menekan potensi ketidakpatuhan dalam pengobatan jangka panjang.
Menurut Desti, pendekatan ini tidak hanya meningkatkan efektivitas pengobatan, tetapi juga mengurangi potensi penularan. “Jika pasien disiplin, maka bakteri Mycobacterium tuberculosis dalam tubuh akan berkurang drastis hingga tak lagi menular. Gejala seperti batuk kronis, demam, dan penurunan berat badan juga cepat teratasi,” jelasnya.
Pemkot Bandar Lampung melalui Dinas Kesehatan pun menggencarkan program skrining dan kampanye pengobatan TBC di luar layanan puskesmas. Tim kesehatan diterjunkan langsung ke tengah masyarakat, menggandeng aparat kelurahan dan kecamatan guna memperluas jangkauan temuan kasus.
“Pola pendekatan aktif ini sangat penting karena tak semua warga datang ke fasilitas layanan. Kita jemput bola dengan kolaborasi lintas sektor,” tambah Desti.
Keberhasilan pengobatan TBC yang mencapai 97 persen, kata dia, merupakan bukti efektivitas intervensi Pemkot Bandar Lampung dalam mengelola salah satu penyakit menular paling mematikan di dunia. Pemerintah kota pun terus mengimbau masyarakat untuk tidak mengabaikan gejala awal dan memanfaatkan layanan pengobatan gratis yang tersedia di puskesmas.
“Penyakit ini bisa disembuhkan. Kuncinya adalah kepatuhan minum obat dan deteksi dini. Pemerintah siap memfasilitasi,” tegasnya.
(red)
